Sabtu, 12 Februari 2022

Patah

Pagi tlah datang,

Burung berkicau.

Namun kali ini berbeda.

Awan tak lagi cerah.

Tak kusangka, ini sebuah pertanda.

 

Semua berlinangan air mata.

Di sini...

Di tempat serba putih.

Tenaga medis sedang berusaha menyelamatkan nyawa.

 

Cairan hangat mulai turun basahi pipi.

Ya, air mata telah menemani.

Menemani kekhawatiranku.

Akan perginya sosok dirimu.

 

Harapanku pupus seketika.

Nyawanya telah melayang.

Sakit... Benar benar sakit.

Tuhan... Secepat inikah sayap ku kau ambil.

 

Hanya Kalimat "Innalilahi wainnailaihi rojiun" yang terucap.

Linangan air mata semakin deras.

Tak kuasa ku menahan sakitnya.

Merasakan sebelah sayapku patah.

 

 Lutan manusia  hadir di sebuah rumah sederhana.

Bendera kematian  tertanam di pelataran

Sungguh tak berdaya diriku melihatnya.

Menyaksikan sayapku pergi meninggalkan raga.

Ayat Suci lah yang bisa kuhadiahkan tuk mengiringi kepergiannya.

 

Bagaimana mungkin aku bisa terbang?

Sebelah sayapku tlah hilang.

Bagaimana bisa aku meraih bintang?

Jika sayapku tlah patah.

 

Kesadaran membangkitkan semangatku kembali.

Sebelah sayapku selalu melengkapi sayap yang hilang.

Ya... Hanyalah penguat nan dukungan bisa mengembalikan patahnya hati.

Kini satu satunya hadiah untuknya yang terbaik ialah Doa.

Ungakapan rasa cinta Melalui satu huruf yang ku baca untuknya.

Al - Qur'an...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Patah

Pagi tlah datang, Burung berkicau. Namun kali ini berbeda. Awan tak lagi cerah. Tak kusangka, ini sebuah pertanda.   Semua berli...